Home » » Summary Buku "Berkomunikasi dengan Karyawan" Oleh Dannu Wartono

Summary Buku "Berkomunikasi dengan Karyawan" Oleh Dannu Wartono


Berkomunikasi dengan Karyawan

Banyak perusahaan yg mengurangi lapisan manajer dan pekerjanya mencoba berbagai pendekatan baru untuk meningkatkan produktivitasnya, seperti quality circles (gugus mutu), self-directed work teams (tim kerja mandiri, yang mengatur, menggerakkan, atau mengarahkan dirinya sendiri), dan focus yg diperbarui mengenai misi, visi, dan standar nilai perusahaan.
                Komunikasi karyawan bisa membantu mengubah situasi ini sepenuhnya. Komunikasi merupakan perekat yg dapatenyatukan kembali lingkungan kerja yg tercabik-cabik Pera penting komunikasi dalam memulihkan keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan, serta membantu untuk mengembalikan & memelihara kepercayaan, menjadi jelas bagi lebih banyak orang. Komunikasi amat penting bagi peremajaan kembali organisasi. Perusahaan menyadari bahwa karyawan yg diberdayakan adalah karyawan yg mendapatkan atau diberikan informasi. Bila karyawan tidak mengerti masalah-masalah bisnis, mereka tidak bisa memberikan nilai tambah.
                Bila karyawan tidak mendapatkan informasi dari atasan, mereka akan menggunakan saluran pintu belakang yg umbernya gossip / pergunjingan. Untuk itu diperlukan komunikasi antara atasan dengan bawahannya. Karyawan yg sekarang memandang kehidupannya berdasakan pekerjaannya, memiliki harapan yg lebih tinggi bagi pekerjaannya. Dalam lingkungan kerja seperti ini, manajer harus membimbing daripada memerintah. Hal itu bahkan menyebabkan perusahaan semakin membutuhkan komunikasi. Komunikasi yg baik berarti bisnis yg baik. Kita sudah mempelajari hal ini dari bangsa jepang yg menginvestasikan dana secara besar-besaran dalam SDM seperti juga dalam permesinan mereka Alasannya adalah semakin banyak manusia yg dimiliki untuk mengatasi sebuah masalah, semakin besar kemungkinan untuk berhasil. Bila karyawan tidak diberikan informasi atau tidak diizinkan untuk berperan serta dalam pemecahan masalah, mereka mungkin berbalik menjadi penyebab dari masalah tersebut. Hal ini akan berakibat meningkatnya absensi, menurunnya produktivitas, timbul ketidakpuasan dan sebagainya.
                Ada 2 bagian dari komunikasi yaitu : sisi sistemnya, yg memanfaatkan media yg tepat, dan sisi manusianya, yg menyampaikan informasi dengan cara yang bisa dipercaya dan penuh pertimbangan pada kepentingan dan perasaan orang lain. Komunikasi yg baik direncanakan dengan baik dari puncak ke dasar organisasi, didukung dengan tulisan, menjadi bagian dari penilaian prestasi kerja supervisor, dan berfokus pada bisnis perusahaan. Ada 3 variabel utama yg perlu kita pertimbangkan dalam menilai proses komuniksi organisasi yaitu :
1.       Aliran (bagaimana informasi bergerak melalui organisasi perusahaan ke penerimanya)
2.       Isi (jenis informasi yg dikomunikasikan dan cara informasi tersebut diarahkan kepada penerima tertentu)
3.       Akibat (hasil dari upaya komunikasi)
Informasi yg diberikan oleh komunikator karyawan bisa melingkupi program tunjangan kerja yg telah diperbaiki, tips/petunjuk manajemen yg lebih baik, sampai pada pemutusan hubungan kerja (PHK) yg akan diumumkan. Komunikator karyawan professional masa kini memiliki sebuah tugas yg lebih strategis, seperti membangun berbagai stretegi komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis dan kemudian dengan dukungan dari manajemen puncak, meyakinkan bahwa para supervisor dan manajer mau dan bertekad untuk mencapai tujuan tersebut.
Ada 3 kegiatan utama di mana komunikator organisasi harus terlibat :
·         Pertama adalah Strategizing : melihat ke sebuah masalah bisnis dan menentukan bagaimana masalah tersebut harus dikomunikasikan.
·         Kedua adalah Toolmaking : secara nyata membangun bahan-bahan komunikasi berdasarkan informasi yg harus dikomunikasikan.
·         Ketiga adalah Delivering atau pengomunikasian/penyampaian pesan.
Organisasi perusahaan masa kini melakukan sejumlah perubahan strategis sumber daya manusianya : pengurangan tujangan atau fasilitas, menyusun kembali serta menyusutkan ukuran organisasinya, lebih mengaitkan upah dengan prestasi kerja, memberikan lebih banyak pelatihan & bantuan karyawan. Kecenderungannya adalah untuk mengurangi biaya karyawan sebanyak mungkin tanpa kehilangan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yg bagus prestasi kerjanya. Untuk meningkatkan daya saing perusahaannya, manajemen harus membuat karyawannya mau menerima dan mendukung misi, visi, standar nilai perusahaan. Peran strategis ini merupakan hal baru dan seringkali melibatkan hubungan antara komunikasi dan pejabat sumber daya manusia.
                Bagaimana kita bisa mengetahui apakah program komunikasi kita berfungsi atau tidak ?
Ada 2 jenis pengukuran bagi komunikasi karyawan yaitu survey sikap & audit komunikasi. Penelitian atau survey sikap karyawan terkadang berfokus pada komunikasi, tetapi juga kadang-kadang lebih luas cakupannya, memberikan bagaimana suasana dan persepsi karyawan dan apa yg bisa dilakukan untuk memperbaikinya. Sebuah survey sikap karyawan bisa mengukur hal-hal yg luas, termasuk iklim atau suasana kerja, keamanan, kepuasan, kesempatan untuk berkomunikasi, manajemen, imbalan, dan tunjangan.
Sebuah survey komunikasi mengukur :
·         Falsafah Komunikasi
·         Topik-topik yang penting bagi karyawan
·         Apakah karyawan merasa cukup diberikan informasi
·         Sumber informasi yg disukai karyawan
·         Kredibilitas dan kegunaan komunikasi
·         Kemampuan berkomunikasi manajer
·         Kesadaran karyawan mengenai misi, visi, dan sistem nilai perusahaan
Audit komunikasi bisa menjadi model bagaimana proses komunikasi berfungsi dalam perusahaan, berdasarkan tujuan yg ditentukan, sumber daya yg dikerahkan, dan persepsi karyawan. Audit tersebut bisa menentukan kredibilitas manajemen dan efektivitas dari komunikasi supervisor.
                Ada 2 jenis teknik dalam penelitian yaitu :
·         Teknik kualitatif misalnya wawancara , kelompok focus
·         Teknik kuantitatif misalnya survei
Tingkatan reaksi terhadap penelitian bisa berkisar dari penerapan penuh sampai penolakan penuh, dengan hasil terburuk mungkin berupa sebuah keputusan untuk tidak melakukan apapun. Studi dan penelitian yg dilakukan oleh para komunikator professional menunjukkan selama bertahun-tahun bahwa kebanyakan karyawan ingin memperoleh informasi mengenai perusahaannya dari atasan langsung mereka. Oleh karena itu para manajer dan supervisor perlu didorong untuk berkomunikasi. Satu-satunya cara yg efektif adalah membuat komunikasi sebagai tanggung gugat utama dalam pengukuran prestasi kerja dan mengkaitkan prestasi komunikasinya dengan kenaikan gaji, insentif, dan promosi. Ungkapan yang kita kenal dengan baik : perusahaan membayar atas prestasi kerja.
Ciri – ciri Manajer yg Efektif yaitu :
·         Bisa memberikan umpan balik positif dan negative
·         Ahli dalam teknik berkomunikasi dengan karyawan
·         Bisa menyeimbangkan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan
·         Bisa mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik
·         Menunjukkan kemampuan dalam melakukan pengawasan
Kemampuan lain yg akan menolong karyawan dengan menjadi manajer dan komunikator yg baik termasuk : kemampuan untuk mendengarkan orang lain (listening skills); membangun tim (team building); menyelesaikan konflik; kemampuan presentasi; dan kemampuan konseling.
                Selain manajer, para supervisor juga sangat penting dalam komunikasi dengan karyawan. Bagi banyak supervisor, memimpin karyawan bukanlah tindakan yg naluriah. Mereka yg meningkat posisinya biasanya diangkat berdasarkan kemampuan kerja mereka yg sudah terbukti, bukan karena kemampuan supervisi mereka. Supervisor harus mendapat pelatihan yg memadai untuk melakukan tugas mereka secara efektif. Pekerjaan supervisor betul-betul sulit bila perusahaan melakukan perampingan (downsizing) dan menata ulang struktur organisasi perusahaan (restructuring), dan informasi yg dipercaya amat sulit didapat bagi semua orang.
                Pada masa-masa sulit, beberapa bos beralih menggunakan gaya manajemen yg kaku dan mengawasi secara ketat karena mereka terancam oleh system yg lebih terbuka. Walaupun demikian, perusahaan yg menghadapi pengurangan karyawan harus dengan sendirinya, secara alami, hanyut ke arah gaya manajemen yg terbuka karena hal inilah yg memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari kemampuan para pekerjanya. Inilah satu-satunya cara bagi mereka untuk bertahan dengan lebih sedikit karyawan, tidak perlu karena mereka berpendapat bahwa ini adalah cara yg benar untuk menjalankan bisnis.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Gokil Of the Day

Facebook

 
Copyright © 2015 Sepintas Satu
Created by Basement Crew